December 28, 2012

Why Must Married?

Dulu waktu kita masih ABG, ortu kita biasanya pada ngelarang, "Masih kecil, jangan pacaran!" Gerak-gerik diawasin, kadang kalau bandel pada backstreet. Hahahahaha... makin dilarang makin diterjang. Begitulah anak ABG.

Tetapi, begitu kita sudah lulus kuliah, mulai kerja, ortu kita malah sebaliknya. nanya melulu, kita lagi deket sama siapa? Mana pacarnya? Dan lain-lain. Tiap tahun kalau ketemu keluarga besar, paling males dah! Pasti pada nanya, mana pacarnya? Kapan nikahnya? Apalagi kalau usia makin mendekati 30, makin heboh yang nanya. Uaaa....

Well... itu baru tekanan dari orang tua. Dari teman, juga sama aja. Pada nanya, atau ya... kalau enggak ya saling menguatkan. Iya, pasti Tuhan berikan yang terbaik. Akhir-akhir ini, ternyata semakin banyak teman-temanku membicarakan masalah yang sama. Semakin melihat teman atau saudara yang married, semakin was-was. Duh, udah pada married, kapan giliran guanya dong??
Jadi mikir, sebenarnya kenapa ya kita harus married? Katanya sih, ya... supaya bahagia... Tapi kenyataannya banyak yang menikah merasa seperti dalam neraka, bukannya bahagia. Yaa... mungkin karena menikah dengan orang yang salah. Tapi sekalipun menikah dengan orang yang benar pun, toh, pasti tetap ada konflik kan? Terus belum lagi tanggung jawab kita semakin lebih besar. Tentunya menuntut pengorbanan diri yang makin besar dong.
Hmmm... ya.. supaya ada tujuan, untuk apa bekerja? Ya... untuk masa depan anak dong. Duh, menikah kan tidak selalu tujuannya anak. Lagipula kan bekerja untuk memuliakan Tuhan. Karena bekerja itu ibadah. Bukan untuk anak, tapi untuk Tuhan lho!

Ya... karena uda memasuki usia dewasa, untuk menikah. Malu donk ama tetangga, malu sama pintu dan lantai! Mau taruh di mana ini muka? Well... tidak semua orang dipanggil untuk menikah sih! Jika dengan status menikah kita baru merasa lengkap, ya... berarti menikah hanya untuk status. Bukankah status kita sudah mulia di hadapan Tuhan sebagai anak-anak Allah? Di hadapan Tuhan status menikah ga pengaruh tuh!
Karena Tuhan menciptakan kita berpasang-pasangan.

Well, numpang nanya donk! Bukankah jumlah wanita di bumi ini lebih banyak daripada laki-lakinya? Kalau Tuhan memang menciptakan kita berpasang-pasangan, kenapa Tuhan tidak menciptakan manusia dengan jumlah laki-laki dan wanita yang sama? Kalau tidak sama, kan berarti ada yang ga kebagian pasangan donk?? Terus gimana?

Karena desakan orang tua yang udah kepingin ngemong cucu. Hahahaha.. ini tekanan yang paling susah. Abisnya orang tua sih. Tapi jadi pertanyaan lagi, bagaimana seandainya tidak dikaruniai anak? Wah, bisa jadi malapetaka kedua tuh!

Lalu kenapa menikah?

Ya... ini hanya pendapatku lho! Boleh setuju boleh juga tidak. Kita tidak harus menikah hanya untuk mendapatkan status atau karena desakan dari orang lain, termasuk orang tua. Menikah juga untuk Tuhan untuk memuliakan Dia, untuk menggenapi renacanaNya melalui pernikahan kita. Aku percaya pernikahan juga adalah dari Tuhan. Sehingga pernikahan yang kita jalani juga seharusnya memuliakan Tuhan, dan menjalaninya bersama dengan Tuhan.
Dari Tuhan, bersama dengan Tuhan dan untuk Tuhan (Roma 11:36)
Jadi so pasti kita menikah dengan yang seiman dan sepadan, saling membangun menuju kedewasaaan dalam Kristus. Jika yang satu menjadi parasit, wah... tentunya akan semakin berat menjalaninya.
 
Sesungguhnya karena tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan Dia dan menikmati Dia, maka menikah atau tidak menikah juga tetap harus memuliakan Dia dan menikmati Dia. Banyak buku yang saya baca tentang relationship atau pernikahan, mengatakan bahwa orang yang layak untuk menikah adalah orang yang bisa berbahagia, walaupun tidak menikah. Mengapa? Karena orang yang seperti inilah yang berkelimpahan. Artinya kebahagiaannya bergantung pada Tuhan, bukan manusia. Ketika dia menjalani sebuah relationship, dia tidak akan pernah menggantungkan kebahagiaannya pada pasangannya. Sedangkan orang yang menggantungkan kebahagiaannya pada pasangannya akan menyalahkan pasangannya jika dia tidak bahagia. Pertanyaannya, kan kita ini manusia dan bukan Tuhan. mana mungkin bisa 100% membahagiakan pasangan kita? Kalau begitu, kita sudah menuntut pasangan kita sebagai Tuhan, ya ga mungkin donk! Orang yang merasa kesepian sebelum menikah, setelah menikah pun tetap akan merasa kesepian. Mengapa? Karena yang bisa mengusir rasa sepi itu hanyalah kedekatan kita dengan Tuhan. Dalam kehidupan rumah tangga, sering kali akan ada banyak kesibukan, entahkah itu pekerjaan, ataupun kehadiran sang anak, yang terkadang membuat kita merasa dicuekin oleh pasangan kita.

Menikah bukanlah solusi terhadap sebuah masalah. Justru pernikahan akan memunculkan permasalahan baru. Oleh karena itu, jangan menikah hanya untuk menyelesaikan sebuah masalah, juga jangan karena sebuah tekanan dari sekitar kita. Sebuah pernikahan membutuhkan kematangan baik jasmani, mental, maupun rohani. Pernikahan itu sekali seumur hidup. Pikirkanlah baik-baik. Jadi, buat yang masih jomblo, nikmatilah masa jomblomu dengan baik dan bijaksana. Kalau udah married udah ga punya banyak waktu untuk nyantai, buat pelayanan, buat merawat diri (terutama buat kaum hawa nih, mau luluran, medicure, pedicure, dan lain-lain. Kalau uda punya baby jangan harap bisa punya waktu buat gituan hehehehe...), buat bangun siang kalau liburan, dan lain-lain. Tapi bagi yang memang terpanggil untuk menikah, ya... persiapkan diri donk! Kadang Tuhan belum menjawab apa yang kita doakan karena kita belum siap untuk menerimanya. Jika kita berdoa meminta hujan, sediakanlah payung. Jika kita berdoa minta pasangan hidup untuk menikah, persiapkanlah diri baik-baik.

Bagi yang mau memasuki pernikahan, gumulkan baik-baik karena ini sekali seumur hidup. Apakah memang Tuhan menginginkan kamu untuk menikah? Apakah Tuhan juga merestui hubungan kalian, alias, apakah Tuhan disenangkan dengan relasi kalian? Apakah hubungan kamu sehat dengan si dia? Apakah kamu sudah siap secara rohani, mental, dan materi? Apakah Tuhan dipermuliakan dalam relasi kalian? (Hm... ini bukan dari pengalaman pribadi, tapi dari khotbah yang sudah didengar).

Bagi yang udah married... no comment... soalnya saya sendiri belum married. Huahahahahahahah ga wise lah untuk mengomentari. Yang pasti udah ga bisa ganti pasanganlah ya...

Akhir kata, apapun kondisinya, enjoy your life with God because........
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36)

No comments:

Post a Comment